PENDAHULUAN
Proses pembelajaran adalah merupakan suatu sistem. Dengan demikian, pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan (baca: proses pembelajaran) dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, namun demikian, tidak mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan dengan memperbaiki setiap komponen secara serempak. Hal ini selain komponen-komponen itu keberadaannya terpencar, juga kita sulit menentukan kadar keterpengaruhan setiap komponen.
Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan, sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru, salah satunya dengan peningkatan profesional guru serta mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreatif, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran (Sanjaya, 2008:14).
Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus. Kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. “A teacher is person charged with the rresponbility of helping others to learn and to behave in new different ways” (James M. Cooper, 1990:26).
Itulah sebabnya guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan. Hal ini seperti yang diungkapkan Greta G. Morine-Dershimer, “A professional is a person who possesses some specialized knowledge and skills, can weigh alternatives and select from among a number of potentially productive actions one that is particulary appropriate in a given situation” (James M. Cooper, 1990:26).
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang keahliannya,diperlukan tingkat keahlian yang memadai. Menjadi guru bukan hanya cukup memahami materi yang harus disampaikan, akan tetapi juga diperlukan kemampuan dan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan yang lain, misalnya pemahaman tentang psikologi perkembangan manusia, pemahaman tentang teori-teori perubahan tingkah laku, kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, kemampuan mendesain strategi pembelajaran yang tepat, termasuk kemampuan mengevaluasi proses dan hasil kerja. Oleh karena itu, seorang guru bukan hanya tahu tentang what to teach, akan tetapi juga paham tentang how to teach.
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individu agar kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap lingkungan dan interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut. Sedangkan makna perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya menentukan tujuan, metoda, isi, dan program yang akan diwujudkan dalam sebuah proses pembelajaran. Pentingnya perencanaan pembelajaran dapat kita simak dengan melihat pernyatanan Nana Sudjana (1989) dalam http://defathya.multiply.com/journal/item/59 sebagai berikut: Mengingat pelaksanaan Pembelajaran adalah mengkoordinasikan komponen-komponen pengajaran, maka isi perencanaan pun pada hakekatnya mengatur dan menetapkan komponen-komponen tersebut. Komponen yang dimaksud antara lain tujuan, bahan, metoda dan alat, serta evaluasi. Kemudian, pernyataan Slameto (1988:95) dalam http://defathya.multiply.com/journal/item/59 bahwa: “guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar”. Sehingga perencanaan pembelajaran adalah sebuah alat menuju pelaksanaan pembelajaran di masa depan yang kita inginkan agar pembelajaran itu terjadi sesuai dengan keinginan perencana atau pendidik.
Lalu, dalam perencanaan pembelajaran perlu diperhatikan delapan faktor penting, yaitu:
1. Tujuan; untuk apa pembelajaran itu?
2. Meteri; apa isi pembelajaran?
3. Metoda; bagaimana prosedur (tatacara) pembelajaran itu?
4. Situasi; apa yang terjadi ada saat pembelajaran?
5. Media; apa saja alat atau fasilitas pembelajaran itu?
6. Pendidik; guru, fasilitator, mentor, dan lainnya
7. Peserta didik; peserta didik, murid, anak didik, dan lainnya.
8. Evaluasi; penilaian hasil pembelajaran.
Delapan faktor di atas harus ditentukan dalam sebuah rencana pembelajaran agar pembelajaran menjadi sebuah aktifitas yang komplit dan efektif.
Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa jenis teori belajar yang dirancang sebagai model untuk pembelajaran yang berasal dari temuan beberapa ahli psikologi dan pendidikan. Para ahli yang mendasarkan teori belajarnya terhadap hasil penelitian mencoba merumuskan konsep belajar dengan tujuan agar dapat mencerdaskan manusia mulai dikenal dengan konsep-konsep yang dikemukakannya, tentunya dengan argumentasi ilmiah mereka dalam hal yang mereka temukan tersebut. Teori belajar berindikasikan untuk mempengaruhi pembelajaran dan proses sebelumnya yang disebut perencanaan pembelajaran dapat berhasil efektif membelajarkan manusia.
Sebagai masukan (Input) bahan perumusan rencana pembelajaran, maka teori belajar menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam merencanakan sebuah kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, teori belajar menjadi bahan penentuan tujuan, metoda, isi, situasi, media, dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran kelak yang sedang direncanakan.
Teori belajar berperan dalam perencanaan pembelajaran sebagai hal berikut:
- (Strategic Platform). Menjadi konsep bagi perumusan tujuan strategis dalam pembelajaran. Sebuah teori belajar akan menentukan tujuan strategis sebuah pembelajran yang akan diberikan kepada peserta didik agar peserta didik mempunyai atau memeberikan suatu indicator strategis yang diinginkan oleh perencana pembelajaran. Tujuan Strategis yang diinginkan merupakan tujuan yang berdampak jangka panjang terhadap peserta didik. Oleh karena itu teori belajar terbaik dapat memainkan pengaruhnya terhadap penentuan tujuan tersebut. Misalnya tujuan strategis seperti, diharapkan peserta didik dapat memahami konsep hidup dengan sebenarnya dan mampu menampakkan indicator (salah satunya) pemanfaatan waktu dengan baik dalam hidupnya. (Contoh, datang ke kelas tepat waktu).
- (Model). Menjadi acuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Teori belajar menjadi satu-satunya acuan pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik dimana mereka akan belajar seperti teori belajar yang telah ditentukan dalam rencana pembelajaran. Dalam rencana pembelajaran, teori belajar tersebut akan mewarnai konsep belajar yang diinginkan oleh perencana tersebut karena ia merupakan model yang harus ditiru setelah dikenal dan dipahami manfaatnya. Misalnya, seorang guru mengetahui manfaat teori belajar konstruktivis dan mencoba membuat scenario pembelajaran yang sesuai dengan aliran kontruktivis. Namun, perlu diingat bahwa pembaharuan atau modifikasi pembelajaran dalam konteks pelaksanaan atau implementasi teori belajar harus dilakukan jika dibutuhkan oleh peserta didik dan ini dapat menghasilkan inovasi guru (bisa jadi muncul teori belajar baru).
- (Evaluator). Menjadi konsep evaluasi pelaksanaan pembelajaran. Teori belajar yang digunakan dalam pembelajaran dan pada perencanaan pembelajaran pun menjadi sebuah alat ukur atau pengawas terhadap keberlangsungan pembelajaran kelak. Sehingga di saat kita menggunakan sebuah teori belajar, maka evaluatornya adalah teori belajar itu sendiri menjadi alat untuk mengukur keberhasilan atau keseuaian pembelajaran yang dinyatakan kelak dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) menuliskan dalam rencana pembelajarannya mengenai cara mengevaluasi keberhasilan pembelajarannya dan evaluasi hasil belajar peserta didiknya sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang menekankan keberhasilan yang diantaranya ditandai dengan kemampuan peserta didik memahami, menganalisis, dan dapat mengaplikasikan sebuah konsep tentang menanam tumbuhan yang diberikan guru tersebut secara leraning by doing, melalui kegiatan menanam kacang kedelai dan pengamatan selama satu minggu terhadap pertumbuhan tanaman tersebut.
Dari uraian diatas, yang menjadi pusat perhatian dalam makalah ini, adalah memahami teori kognitif secara umum dan teori model pembelajaran langsung (direct instruction) serta metode pembelajaran yang digunakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, kemudian akan dibahas juga mengenai analisis teori belajar kognitif dan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada desain pembelajaran fisika pokok bahasan bab. 12 teori kinetik gas di kelas X program SKS standar level biologi-kimia semester 2 SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui kesesuaian antara teori kognitif dan model pembelajaran langsung (direct instruction) serta metode pembelajaran ceramah, tanya jawab dan diskusi, pada desain pembelajaran fisika. Diharapkan dari pembahasan makalah ini akan memberikan pencerahan pemikiran dan wawasan kepada mahasiswa Teknologi Pendidikan yang mengikuti mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran.
STUDI KASUS
Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Bab. 12 Teori Kinetik Gas
di Kelas X Program Sistem Kredit Semester (SKS) High-Level Biologi-Kimia Semester 2
Sekolah Menengah Atas (SMA) Plus Negeri 17 Palembang
Standar Kompetensi (SK):
Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
Kompetensi Dasar (KD):
Menganalisis persamaan umum gas ideal, menurunkan rumusan energi kinetik rata-rata tiap partikel, serta menurunkan prinsip ekuipartisis energi.
Indikator:
Memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac, memformulasikan asas ekuipartisi energi, memformulasikan energi dan kecepatan rata-rata partikel untukgerak translasi, rotasi dan vibrasi, dan menerapkan hukum-hukum fisika untuk gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari.
Terurai menjadi tujuan pembelajaran sebagai berikut :
Menerapkan konsep dan prinsip kalor, konservasi energi, dan sumber energi dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
Kompetensi Dasar (KD):
Menganalisis persamaan umum gas ideal, menurunkan rumusan energi kinetik rata-rata tiap partikel, serta menurunkan prinsip ekuipartisis energi.
Indikator:
Memformulasikan hukum Boyle-Gay Lussac, memformulasikan asas ekuipartisi energi, memformulasikan energi dan kecepatan rata-rata partikel untukgerak translasi, rotasi dan vibrasi, dan menerapkan hukum-hukum fisika untuk gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari.
Terurai menjadi tujuan pembelajaran sebagai berikut :
- Menyebutkan definisi massa molekul dan mol
- Menuliskan secara matematis persamaan hukum Boyle
- Menuliskan secara matematis persamaan hukum Charles-Gay-Lussac
- Menuliskan penurunan persamaan umum gas ideal
- Menuliskan anggapan dasar tentang sifat-sifat gas ideal
- Menuliskan penurunan rumus tekanan gas dalam ruang tertutup
- Menuliskan secara matematis hubungan tekanan gas dan energi kinetik
- Menuliskan persamaan hubungan suhu dan energi kinetik rata-rata molekulgas
- Menuliskan secara matematis persamaan kelajuan efektif gas
- Menuliskan secara matematis perbandingan kelajuan efektif berbagai gas
- Menentukan kecepatan efektif gas dari tekanannya
- Menyebutkan pernyataan umum dari teorema ekipartisis energi
- Menyebutkan derajat kebebasan molekul gas monoatomik
- Menyebutkan derajat kebebasan molekul gas diatomik
- Menuliskan secara matematis persamaan energi dalam gas (monoatomik dan diatomik)
Pembelajaran yang dilakukan seperti dalam uraian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran seperti di atas adalah pembelajaran yang menggunakan teori belajar kognitif, dengan menerapkan pendekatan yang bepusat pada guru (teacher-centred approaches), dan menggunakan model strategi pembelajaran langsung (direct instruction) yang bertujuan menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa, serta memakai metode ceramah, diskusi dan tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung.
A. Analisis Teori Belajar Kognitivistik
Pembelajaran dalam uraian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tersebut diatas menggunakan teori belajar kognitivistik, karena teori belajar kognitivistik berprinsip: belajar merupakan peristiwa mental yang berhubungan dengan berpikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah, dan kesadaran, untuk itu pokok bahasan ini materinya lebih banyak menggunakan persamaan secara matematis, maka perlunya perhatian siswa dalam mempersepsikan materi, dan memecahkan permasalahan yang ditawarkan oleh soal-soal yang berhubungan dengan teori kinetik gas.
Pada teori kognitif dalam pembelajaran, diharapkan para guru harus memperhatikan perilaku siswa yang tampak, seperti penyelesaian tugas rumah, hasil tes, disamping itu juga harus memperhatikan faktor manusia dan lingkungan psikologinya, artinya setiap tindak tanduk yang berhubungan dengan proses pembelajaran baik didalam kelas ataukah berupa penugasan, harus dibuat untuk melatih proses berpikir, pemecahan masalah dan kesadaran. Untuk itu guru haruslah memperhatikan sfaktor-faktor yang berhubungan dengan siswa dan lingkungannya, sebagai bentuk perhian untukpembentukan mental siswa.
Ahli kognitif percaya bahwa kemampuan berpikir setiap orang tidak sama dan tidak tetap dari waktu ke waktu, artinya setiap waktu ke waktu dalam proses pembelajaran guru harus melihat perkembangan siswa terutama dalam penguasaan materi pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa pada pokok bahasan teori kinetik gas.
Proses pembelajaran teori kinetik gas disini haru mengacu pada prinsip berlajar berdasarkan keseluruhan dan pengalaman, maka untuk mendapatkan keseluruhan materi pengalaman yang harus dimiliki siswa pada teori belajar kjognitif adalah dengan seringnya melakukan latihan-latihan menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan pokok bahasan teori kinetik gas.
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, artinya setiap siswa akan dengan bertahap memahami materi yang diberikan guru, karena itulah proses kognitif yang sedang berlangsung, untuk itu keaktifan siswa sangat dipentingkan, bagaimana siswa akan aktif bergantung dari guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
B. Analisis Pendekatan Berpusat Pada Guru (Teacher-Centred Approaches)
Pada proses pembelajaran ini mengapa dipilih pendekatan yang berpusat pada guru, karena mengingat materi ini lebih banyak menggunakan penerapan perhitungan secara matematis, sesuai uraian pada pembahasan pendekatan berpusat pada guru bahwa materi yang lebih kepada perhitungan matematis sangat cocok digunakan pendekatan yang berpusat pada guru, untuk menekankan fokus materi yang akan dipelajari.
Sesuai uraian menurut Santrock (2008:474) pendekatan yang berpusat pada guru akan berbicara tentang :
- Mengorientasikan murid dan materi baru. Guru menyusun kerangka pelajaran materi pada pokok bahsan teori kinetik gas, dengan memberikan instruksi yang jelas tentang tugas-tugas yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Persiapan ini sangat penting terutama terstruktur sejak awal untuk mempengaruhi pretasi siswa yang terorientasi pada materi yang akan dibahas.
- Pengajaran, penjelasan dan demostrasi. Pada pokok bahasan teori kinetik gas yang dibahas berikut ini, pengajarannya dengan menggunakan paparan atau ceramah, penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang biasa dilakukan guru dalam pendekatan yang berpusat pada guru ini. Mengapa dengan ceramah, karena pengejaran ini dirasakan oleh guru (baca; penulis) sebagai bentuk yang efektif untuk disampaikan. Mengingat pendekatan yang berpusat pada guru adalah bentuk aktivitas pembelajaran yang berawal dari instruksi dan penjelasan guru.
- Pertanyaan dan diskusi. Diskusi dan pertanyaan perlu diintegrasikan ke dalam pendekatan yang berpusat pada guru, untuk merespon setiap kebutuhan siswa, ketika pejnelasan materi dirasakan sulit dipahami oleh siswa, siswa bisa langsung menanyakan kepada guru, dan guru dapat mengarahkan siswa untuk tetap fokus pada palajaran.
- Pembelajaran penguasaan materi. Agar siswa dapat menguasai materi secara baik, maka guru membuat standar penguasaan terhadap pokok bahasan teori kinetik gas dan diyakinkan oleh guru agar konsep tersebut dapat dikuasai dengan baik oleh siswa sebelum pindah ke topik selanjutnya. Disini guru membagi unit-unit materi yang harus dikuasai siswa, dan arahkan pembelajaran dengan siswa mau berdiskusi dengan teman sebangkunya ketika menemukan soal-soal yang sulit dimengerti setelah dijelaskan oleh guru, dan secara individu siswa dipantau mengerjakan beberapa soal-soal terkait dengan materi pelajaran, dan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa diberikan evaluasi berupa tes ulangan harian.
- Tugas di kelas. Tugas dikelas ini dibuat oleh guru dan dinamakan dengan dengan tugas terstruktur, jika pada setiap pertemuan tugas terstrukturnya adalah soal-soal yang telah ada didalam modul. Sedangkan tugas terstruktur akhir berupa soal-soal yang telah tersusun secara sistematis yang dibuat oleh guru dimana soal-soal ini berhubungan dengan pokok bahasan teori kinetik gas, soal-soal tersebut dapat dikerjakan secara individu, ataupun berdiskusi dengan teman yang telah memahami atau menguasai materi teori kinetik gas.
- Pekerjaan rumah. Tugas pekerjaan rumah yang dikerjakan siswa adalah tugas evaluasi bab 12 teori kinetik gas yang terdiri dari soal pilihan ganda dan soal essai. Dimana disetiap pertemuan materi yang diberikan guru maka soalitulah yang dikerjkan siswa dirumah, artinya pada setiap pertemuan maksimal siswa mengerjakan soal sebanyak 3 – 4 soal, apakah itu pilihan ganda ataukah essai.
Setiap uraian dalam pendekatan yang berpusat pada guru adalah langkah untuk memudahkan guru memberikan tindakan dalam proses pembelajaran, dengan harapan sesuai dengan keinginan dari pendekatan berpusat pada guru adalah efektivitas pembelajaran.
C. Analisis Strategi Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Mengapa pokok bahasan teori kinetik gas menggunakan model pembelajaran langsung (direct intruction), karena pemilihan model pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan yang bersifat perhitungan atau penerapan matematis dalam proses pembelajaran, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran yaitu penguasan materi dengan baik dan benar terutama penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan perhitungan matematis, dan tingkat kemampuan peserta didik yang cenderung lebih mengerti memahami materi pelajaran yang bersifat perhitungan matematis dengan menerimapenjelasan dari guru dan langsung menerapkannya dalam penyelesaian soal-soal.
Di samping itu pula setiap model pembelajaran langsung (direct instruction) ini dipilih karena dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru telah dibuat dan disusun sedemikan rupa, agar tujuan pembelajaran secara tertulis yang diinginkan guru mengacu pada pedoman silabus dapat dikuasai siswa dengan tepat. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain mempunyai perbedaan, namun memiliki hubungan yang erat untuk membelajarkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran yang telah dirancang oleh guru. Oleh karena itu penguasaan guru terhadap materi dan tahapan (sintaks) haruslah tepat agar penerapan modelpembelajaran yang telah dipilih guru untuk pokok bahasan teori kinetik gas ini adalah pilihan yang tepat adanya, walaupun guru mengetahui tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lainnya, hanya saja bagaimana pilihan model pembelajaran yang dipilih oleh guru merupakan pilihan yang tepat untuk pokok bahasan yang disampaikan atau yang akan dibahas dalam proses pembelajarn agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai secara maksimal.
Model pembelajaran langsung (direct intruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Untuk itu langkah-langkah yand dipilih guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan langkah yang memang sesuai dengan model pembelajarn langsung, dimana komunikasi aktif antara guru dan siswa langsung terarah pada tujuan yang ingin dicapai, maksimalitas medel pembelajaran ini dalah dengan pemilihan metode dan pendekatan yang tepat agar model pembelajaran ini memang benar-benar baik untuk pokok bahasan yang dibahas guru saat ini.
Dalam pembalajaran langsung (direct instruction) memiliki lima fase yang harus dijalankan dalam setiap tahapan (sintaks) yang dilakukan guru, seperti berikut:
- Penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan siswa. Disini guru telah membuat tujuan pembelajaran di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disampaikan kepada siswa pada awal proses pembelajaran, satu hal yang baik, bahwa modul yang dirancang oleh team teaching fisika SMA Plus Negeri 17 Palembang setiap pokok bahasan telah diberikan tujuan pembelajaran pokok bahasan tersebut, demikian pula untuk pokok bahasan teori kinetik gas. Setelah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa pada proses pembelajaran yang akan berlangsung guru mempersiapkan siswa untukmengikuti materi pembelajaran dengan menginstruksikannya kepada siswa.
- Pemahaman/presentasi materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pada pembelajaran langsung (direct instruction), guru langsung memnjelaskan materi yang ingin dicapai siswa sesuai tujuan pembelajaran yang telah disusun guru sebelumnya, bisa dengan mendemonstrasikan keterampilan yang dimiliki siswa, terkait hubungannya dengan metode yang dipilih guru, maka keterampilan bertanya, dan berdiskusi diharapakan dapat dilakukan siswa sesuai dengan arahan langsung dari guru.
- Memberikan latihan terbimbing. Pada setiap pertemuan guru memberikan latihan terbimbing, yang soalnya telah ada didalam modul pembelajaran, dimana ketika siswa menemukan kesulitan dalam menjawab, maka guru dapat mempersilakan siswa bertanya langsung ke siswa yang telah paham, atau mengerjakan soal yang dirasa mampu untukdikerjakan siswa secara mandiri terlebih dahulu, baru kemudian, dengan klasikal guru menjelaskan materi yang tidak dapat dimengerti siswa.
- Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik. Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa, guru dapat mengoreksi latihan terbimbing secara bergantian, atau keliling kelas, sehingga secara general guru dapat mengetahui siapa siswa yang paham dan belum, untuk menambah pemahamansiswa guru memberikan umpan balikdengan penugasan dirumah tentang materi dan soal yang terkait dengan penjelasan yang diberikan pada proses pembelajaran berlangsung.
- Memberikan latihan mandiri. Dalam latihan mandiri, guru memberikan tugas terstruktur tentang penguasan konsep dalam bentuk latihan tugas, yang telah disusun guru sebagai bentuk penilaian tentang penguasaan materi dari guru, latihan ini dapat dikerjakan secara individu ataupun secara berdiskusi kecil dengan tema-teman yang memang telang menguasai materi secara baik.
Semua fase yang telah dilalui sebagai bentuk tahapan (sintaks) pembelajaran langsung (direct instruction) ini harapan akhirnya dalah pencapaian tujuan pembelajaran. Model ini sekali lagi dipilih oleh guru untuk pokok bahasan teori kinetik gas, karena memang model ini yang dirasa tepat untuk jenis materi pelajaran yang berhubungan dengan perhitungan secara matematis.
D. Analisis Metode Pembelajaran dengan Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab
Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pokok bahasan teori kinetik gas kali ini menggunakan metode pembelajaran ceramah, diskusi dan tanya jawab karena metode ini dirasakan tepat untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat dikuasai siswa secara baik dan tepat.
Metode ceramah digunakan untuk menyampaikan materi yang telah disusun dalam langkah-langkah pembelajaran di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pada saat materi disampaikan secara ceramah, jika siswa bertanya maka dapat langsung direspon oleh guru pada proses pembelajaran, dan guru dapat mempersilakan siswa yang tahu dan mengerti untuk menjawab, setelah itu guru memberikan penguatan atau penegasan atas jawaban yang telah disampaikan agar materi yang ditanya memeng benar-benar dapat dimengerti dan dikuasai oleh siswa secara baik dan tepat.
Metode ceramah yang dikolaborasikan dengan diskusi dan tanya jawab ini diharapkan tidak monoton, karena guru juga dapat memberikan pertanyaan untuk didiskusikan dengan teman sebangku dan disampaikan secara individu dengan cara siswa mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran, harapannya metode ini benar-benar menjadi pilihan yang tepat oleh guru dalammemaksimalkan proses pembelajaran terutama pada proses evaluasi pokok bahasan teori kinetik gas.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, namun demikian guru berusaha memaksimalkan kelebihan dari setiap metode yang dipilih dan meminimalisir kelemahan yang dimiliki metode yang dipilih guru tersebut. Jika kelebihan metode ceramah adalah salah satunya adalah menonjolkan materi pokok yang harus dikuasai siswa dan guru dapat mengontrol keadaan kelas, maka ini dijadikan sebagai metode penguat yang baik dalam penyampaian materi teori kinetik gas, sedangkan kelemahannya yang diarasa dapat membuat siswa bosan dapat diatasi dengan metode diskusi dan tanya jawab. Jika kelemahan diskusi membutuhkan waktu yang panjang dan sering mengaburkan makna sesungguhnya, maka cara mengatasinya adalah dengan guru memberikan pertanyaan yang telah diarahkan untuk didiskusikan siswa dengan teman sebangkunya atau disekitar tempat duduk siswa, kemudian arahan pertanyaan tersebut memang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan secara tepat dan benar. Karena kelebihan metode diskusi adalah dapat mengetahui pola pikir dan pemahaman siswa secara langsung dalam menilai sejauhmana pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran pokok bahasan teori kinetik gas.
Untuk itu melihat pemaparan tersebut di atas, guru merasa yakin metode ini telah tepat dipilih untuk menyampaikan dan menyajikan pokok bahasan teori kinetik gas, mengingat pokok bahasan ini lebih manyakmenggunakan penerapan secara matematis dalam proses pembelajarannya.
KESIMPULAN
Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, dalam proses mengajar terdapat kegiatan membimbing siswa agar siswa berkembang sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan intelektual maupun keterampilan motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar mereka dapat memecahkan berbagai persoalan hidup dalam masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang memiliki kemampuan inovatif dan kreatif, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk di dalamnya memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa jenis teori belajar yang dirancang sebagai model untuk pembelajaran yang berasal dari temuan beberapa ahli psikologi dan pendidikan. Para ahli yang mendasarkan teori belajarnya terhadap hasil penelitian mencoba merumuskan konsep belajar dengan tujuan agar dapat mencerdaskan manusia mulai dikenal dengan konsep-konsep yang dikemukakannya, tentunya dengan argumentasi ilmiah mereka dalam hal yang mereka temukan tersebut. Teori belajar berindikasikan untuk mempengaruhi pembelajaran dan proses sebelumnya yang disebut perencanaan pembelajaran dapat berhasil efektif membelajarkan manusia.
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
Pendekatan yang berpusat pada guru menurut para pendukungnya adalah cara terbaik untuk mengajarkan keahlian dasar, yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang terstruktur secara jelas (seperti dibutuhkan untuk pelajaran bahasa, membaca, matematika, dan sains). Jadi, dalam mengajarkan keahlian-keahlian dasar ini, pendekatan yang berpusat pada guru ini mungkin bisa dilakukan dengan mengajarkan secara eksplisit atau secara langsung aturan-aturan tata bahasa, kosakata, perhitungan matematika, dan fakta-fakta sains.
Pembelajaran langsung (direct intruction) merupakan suatu pola pembelajaran yang ditandai oleh penjelasan guru tentang konsep atau keterampilan baru terhadap kelas, pengecekan pemahaman mereka melalui tanya jawab dan latihan penerapannya, serta dorongan untuk terus memperdalam penerapannya di bawah bimbingan guru.
Pembelajaran yang dilakukan seperti dalam uraian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran seperti di atas adalah pembelajaran yang menggunakan teori belajar kognitif, dengan menerapkan pendekatan yang bepusat pada guru (teacher-centred approaches), dan menggunakan model strategi pembelajaran langsung (direct instruction) yang bertujuan menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa, serta memakai metode ceramah, diskusi dan tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung.
Sumber Pustaka
_____________. Learning Theory and Learning Plan. http://defathya.multyply.com/journal/item/59. Diakses pada tanggal 24 April 2009 pukul 13.00 WIB.
_____________, Kontribusi dan Implikasi Teori Belajar dan Instruksional dalam teknologi Pendidikan. http://alfaned.blogspot.com/2008/10/kontribusi-dan-implikasi-teori-belajar.html Diakses pada tanggal 24 April 2009 pukul 13.00 WIB.
______________, Model Pembelajaran Langsung-Sekilas Pandang. http://ptkguru.wordpress.com/2008/05/06/model-pembelajaran-langsung-sekilas-pandang.html. Diakses pada 24 April 2009 pukul 13.00 WIB.
Arends, R.I, 2001. Learning to Teach. New York:Mc Graw Hill Companies, Inc.
Cooper, James M, 1990. Classroom Teaching Skill.Lexington, Massa-chusetts Toronto:D.C. Heath and Company.
Depdiknas, 2006. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Hergenhahn dan Matthew H. Olson. 2008. Theories Of Learning. Jakarta:Kencana Prenada Media.
Kardi, S. dan Nur, M. 2000a. Pengajaran Langsung.Surabaya:Universitas Negeri Surabaya. University Press.
Kardi, S. dan Nur, M. 2000b. Pengajaran Langsung.Surabaya:Universitas Negeri Surabaya. University Press.
Mulyasa, 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Winataputra, Udin S. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar