Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi.
Model pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.
Beberapa Model Pengembangan Kurikulum:
Admistrative Model
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.
Ada 2 tim yang dibentuk oleh para administrative pendidikan ;
- Tim pengarah, terdiri atas :pejabat dibawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, tokoh-tokoh di dunia kerja dan perusahaan. TUGAS TIM PENGARAH: a) merumuskan konsep-konsep dasar, b) merumuskan landasan-landasan kurikulum, dan c) merumuskan kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum
- Tim kerja, terdiri atas: para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan perguruan tinggi, guru-guru bidang studi yang senior. TUGAS TIM KERJA: a) menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional, b) menjabarkan konsep-konsep dan kenijaksanaan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah, c) merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan-tujuan yang lebih umum, d) memilih dan menyusun sekuens bahan pelajaran, e) memilih strategi pengajaran dan evaluasi, dan f) menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi guru-guru.
Ciri-ciri Administrative model (Top – Down):
- Membuat keputusan atau kebijakan berkaitan dengan pengembangan kurikulum
- Kurikulum ini tidak mengacu pada perubahan kebutuhan masyarakat, tetapi cenderung memenuhi pola pikir pihak atasan (birokrat) dalam pendidikan
- Bersifat sentralisasi
Grass Root Model
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Diberi nama Grass root karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum datang dari seorang guru sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah:
- Perencana
- Pelaksana
- Penyempurna dari pengajaran di kelasnya
Dari beberapa kajian di atas, maka dapat ditemukan ciri-ciri dari grass root model yaitu:
- Guru memiliki kemampuan yang professional
- Keterlibatan langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan dan penentuan evaluasi
- Muncul konsensus tujuan, prinsip – prinsip maupun rencana – rencana diantara para guru
- Bersifat desentralisasi dan demokratis
Pengembang Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi yaitu administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru dan orang tua murid serta tokoh-tokoh masyarakat. Dari pihak-pihak tersebut yang secara terus menerus turut terlibat dalam pengembangan kurikulum adalah administrator, guru dan orang tua.
Peranan para Administrator Pendidikan
Para administrator pendidikan terdiri atas:
- Direktur bidang pendidikan
- Kepala pusat pengembangan kurikulum
- Kepala kantor wilayah
- Kepala kantor kabupaten, kecamatan
- Kepala Sekolah
Peran para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) yaitu :
- Menyusun dasar-dasar hukum
- Menyusun kerangka dasar serta program inti kurikulum
Atas dasar dari peranan para administrator pusat, maka para administrator daerah (kepala kantor wilayah, kabupaten, kecamatan, kepala sekolah) mengembangkan kurikulum sekolah bagi daerahnya yang sesuai dengan kebutuhan daerah. Para kepala sekolah ini sesungguhnya yang secara terus-menerus terlibat dalam dalam mengembangkan dan mengimplementasi kurikulum, memberikan dorongan dan bimbingan kepada guru-guru. Walaupun dapat mengembangkan kurikulum sendiri, tetapi dalam pelaksanaannya sering harus didorong dan dibantu oleh para administrator. Administrator lokal harus bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mengkomunikasikan sistem pendidikan kepada masyarakat, serta mendorong pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru di kelas. Peranan kepala sekolah lebih banyak berkenaan dengan implementasi kurikulum di sekolahnya. Kepala sekolah juga mempunyai peranan kunci dalam menciptakan kondisi untuk pengembangan kurikulum di sekolahnya. Ia merupakan figur kunci di sekolah, kepemimpinan kepala sekolah sangat mempengaruhi suasana sekolah dan pengembangan kurikulum.
Peranan para Ahli
Mengacu pada kebijaksanaan yang ditetapakan pemerintah, maka peranan para ahli yakni :
- Memeberikan alternatif konsep pendidikan dan model kurikulum yang dipandang paling sesuai dengan keadaan dan tuntuatan di atas.
- Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum baik dalam tingkat pusat maupun pada tingkat daerah, lokal bahkan sekolah seperti:
- Memilih materi bidang ilmu yang mutakhir dan sesuai dengan pengembangan tuntutan masyarakat.
- Menyusun materi ajaran dalam sekuens yang sesuai dengan struktur keilmuan, tetapi sangat memudahkan para siswa untuk mempelajarinya.
Peranan Guru
Guru memegang peranan yang sangat penting baik di dalam perencanaan maupu pelaksanaan kurikulum. Beberapa peran guru sebagai berikut :
- Sebagai perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya.
- Sebagai penerjemah kurikulum yang datang dari atas.
- Mengolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan di kelasnya.
- Melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kurikulum.
- Menilai perilaku dan prestasi belajar siswa si kelas
- Menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang lebih luas
- Sebagai seorang komunikator, pendorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, pencoba, penyusunan organisasi, manager sistem pengajaran
- Pembimbing baik di sekolah maupun di masyarakat dalam hubungannya dengan pelaksanan pendidikan seumur hidup
- Sebagai pelajar dalam masyarakatnya
- Menciptakan kegiatan belajar mengajar, situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan dan mampu mendorong kreativitas anak.
Peranan Orang Tua Murid
Peranan orang tua murid dalam pengembng kurikulum yaitu, melalui pengamatan dalam kegiatan belajat di rumah, laporan sekolah, partisipasi dalam kegiatan sekolah dalam bentuk pelaksanaan kegiatan belajar yang sewajarnya, minat yang penuh, usaha yang sungguh-sungguh. Kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan kurikulum.
Kesimpulan
Ada beberapa model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum diantaranya "Administrative model dan Grass Root model". Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan pendidikan yang dipakai serta model konsep pendidikan mana yang digunakan.
Administrative model yaitu suatu model pengembangan kurikulum yang direncanakan oleh pihak atasan yang kemudian diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Sedangkan Grass Root model yaitu inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum datang dari bawah atau dari pihak guru-guru atau sekolah secara individual dengan harapan agar meluas ke sekolah-sekolah lain.
Berkaitan dengan perubahan, pembaharuan, perbaikan dan pengembangan kurikulum, maka sangat dibutuhkan peran serta berbagai pihak agar dalam mewujudkan perubahan dan pembaharuannya dapat berjalan dengan baik, serasi dan harmonis sehingga apa yang menjadi tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar