Translate

Selasa, 09 Desember 2008

PRODUKTIVITAS SEKOLAH

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SEKOLAH

Rendahnya kualitas sumber Daya Manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat perkembangan pembangunan nasional. Data ststistik menunjukkan bahwa tenaga kerja Indonesia masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah. Rendahnya tingkat pendidikan ini akan berdampak terhadap sempitnya wawasan, sedangkan keterbatasan wawasan akan berakibat pada terbentuknya peibadi yang tidak responsive terhadap perubahan sehingga sulit untuk diajak berkembang. Disektor pendidikan, belum terpenuhinya tuntutan standar pendidik dan tenaga kependidikan dampaknya telah lama dirasakan oleh masyarakat antara lain mutu hasil pendidikan yang semkain menurun, serta sulitnya para lulusan untuk memperoleh lapangan pekerjaan disebabkan karena tidak bisa memnuhi tuntutan kualifikasi dunia usaha dan industri. Jika bangsa Indonesia ingin mampu bersaing dalam peraturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata SDM, baik dari aspek intelektual, emosional, spiritual, kreativitas,moral, maupun tanggung jawabnya. Penataran ini sudah seharusnya dimulai dari jajaran tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang merupakan lembaga yang paling bertanggung jawab untuk membentuk dan menciptakan SDM yang berkualitas.

Pengertian Produktivitas
Produktivitas mengandung makna”keinginan” dan “upaya” manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan di segala bidang. National Productivity Board (NPB) merumuskan produktivitas sebagai sikap mental (Attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk melakukan peningkatan perbaikan. Perbaikan tersebut diharapkan menghasilkan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan standar kehidupan yang lebih layak. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan dalam Laporan Produktivitas Nasional, bahwa produktivitas mengandung pengertian bahwa “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini”.

Produktivitas Sekolah
Produktivitas sekolah berbeda dengan hasil produksi benda dan jasa yang mudah dihitung dan diukur. Produktivitas sekolah berkaitan dengan bagaimana menghasilkan lulusan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pada akhirnya diperoleh lulusan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan jaman. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses perencanaan, penataan dan pendayagunaan sumber daya untuk merealisasikan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Sejauh mana pencapaian produktivitas pendidikan dapat dilihat dari out put pendidikan yang berupa prestasi, serta proses pendidikan yang berupa suasana pendidikan.

Prestasi dapat dilihat dari masukan yang merata, jumlah tamatan yang banyak, mutu tamatan yang tinggi, relevansi yang tinggi dan dari sisi ekonomi yang berupa penyelenggaraan penghasilan. Sedangkan proses atau suasana tampak dalam kegairahan belajar, dan semangat kerja yang tinggi serta kepercayaan dari berbagai pihak. Satu hal yang perlu disadari adalah bahawa produktivitas pendidikan harus dimulai dari menata /SDM tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal kedua adalah bahwa penataan SDM harus dilaksanakan denagn prinsip efektivitas dan efisiensi karena efektifitas dan efisiensi adalah kriteria dan ukuran yang mutlak bagi produktivitas pendidikan.

Meningkatkan Produktivitas Sekolah
Penataran SDM dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional telah dilaksanakan lewat program-program Uji Kompetensi, Uji Sertifikasi maupun pemberian Bea Siswa Studi Lanjut. Uji Kompetensi sedang berlangsung, sedang tindak lanjutnya belum diketahui atau minimal belum disosialisaikan. Demikian juga Uji Sertifikasi yang justru belum-belum sudah menimbulkan keresahan yang dikhawatirkan dapat menurunkan etos kerja bagi mereka yang tidak atau belum memenuhi criteria, sedangkan program pemberian Bea Siswa Studi Lanjut terlalu lama untuk ditunggu buahnya termasuk belaum dikaji efektifitas dan efisiensinya. Produktivitas sekolah yang sudah ditunggu terlalu lama sehingga harus mulaidari sekarang bahkan seharusnya kemarin. Untuk itu sambil menunggu hasil dari program-program tersebut diatas perlu dilaksanakan penataan SDM dengan semangat efektivitas dan efesiensi lewat upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Upaya pemberdayaan tersebut antara lain :
  1. memperbaiki sikap kerja, yaitu kesadaran dan kesediaan menepati dan memenuhi jam kerja, tata tertib kerja, termasuk menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.
  2. hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan kerja yang tercermin dalam usaha bersama untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (Quality Control Circle).
  3. manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efesien mengenai sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.
  4. efesiensi tenaga kerja, pembagian tugas dan penempatan bidang tugasyang pas dengan kemampuannya.
Disamping itu sangat perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja, yaitu :
  1. sikap mental yang berupa motivasi, disiplin dan etika kerja senantiasa harus dipantau, dijaga dan ditingkatkan.
  2. pengetahuan yang harus selalu dikembangkan, sehingga memiliki wawasan yang luas sehingga memiliki pengahayatan akan pentingnya produktivitas. Pengembangan pengetahuan dapat diupayakan lewat budaya membaca maupun pembinaan-pembinaan.
  3. pengembangan manajemen-manajemen yang mendorong produktivitas adalah penerapan manajemen partisipasif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan tindak lnajut hasil evaluasi yang dilakukan bersama-sama sehingga masing-masing merasa memiliki dan bertanggung jawab.
  4. menjaga hubungan insdustrial dengan cara :
  • menciptakan ketenangan dan kenyamanan kerja
  • mensiptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis
  • meningkatkan harkat dan martabat tenaga pendidik dan kependidikan yang bangga terhadap bidang kerjanya masing-masing lewat semangat saling menghargai dan menghormati
  • lingkungan dan suasana kerja yang mendukung. Terjaminnya 7-K dan terpenuhinya sarana prasarana yang dibutuhkan
  • pemberian keleluasaan berprestasi dan berkreasi
  • membangun iklim girang kerja dan gila kerja sehingga sisanya akan malu tidak bekerja
  • dan lain-lain, untuk mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin dipilihnya orang yang tepat, dengan pekerjkaan yang tepat disertai untuk bekerja optimal, antara lain dengan senantiasa memperhatikan peningkatan kesejahteraan lahiriah dan batiniah sesuai dengan kemampuan sekolah.
Upaya pemberdayaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan seperti yangdipaparkan diatas perlu senantiasa dikawal, dipantau dan dijaga kealngsungannya lewat peningkatan kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi, sedangkan hasil evaluasi harus senantiasa ditindak lanjuti. Sangatlah diharapkan bahwa kegiatan menjaga, mengawal, memantau dan mengevaluasi bisa dilakukan oleh masing-masing pribadi untuk masingmasing diri sendiri. Kegiatan supervisi, monitoring dan evaluasi pun masih dirasa tidak lengkap kalau dalam tiap tahapan tidak membawa pesan pembinaan, sedangkan tindaklanjut dari evaluasi adalah pemberian, reward and punishment. Reward yang mendidik dan punishment yang konstruktif.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mohon dilihat link berikut: http://media.diknas.go.id/media/document/4518.pdf

gimana?

Dina_Rosdiana mengatakan...

Oke ... makasih infonya, maaf sudah lama gak buka akun blog, kemarin lupa pasword. Sekali lagi thanks Pak.